Pondok
Pesantren Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’ yang berpusat di dukuh Krasak
Kelurahan Tumpangkrasak Jati Kudus mempunyai karakteristik lain dibandingkan
dengan pondok pesantren lainnya dalam hal segi aktifitas dalam menghafal Al-Qur’an,
meskipun mungkin ada beberapa hal yang hampir sama. Dari beberapa perbedaan
segi itulah maka gambaran tentang keadaan di pondok pesantren Tahfidz Putra
Al-Ghurobaa’ adalah penting, artinya untuk dapat mengenal bagaimana sebenarnya
situasi dan kondisi pondok pesantren Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’ tersebut.
Pondok
Pesantren Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’ merupakan lembaga pendidikan Islam di Kudus
yang sebagian besar mendidik dan membina para santri dalam menghafal Al-Qur’an.
Pondok pesatren ini telah dirintis oleh KH. Mustamir Abdul Mu’in Al-Hafidz pada
tahun 1980an dan diresmikan pada tahun 1999 M, beberapa tahun setelah boyong dari nyantri kepada K.H. Muhammad
Arwani Amin.
Sejarah
berdirinya bermula dari majelis ta’lim yang kemudian berkembang menjadi
pesantren karena banyaknya santri yang datang untuk mengaji. Penggunaan nama Al-Ghurobaa’ dimaksudkan agar para santri nantinya menjadi anggota masyarakat yang
tidak mudah terkena arus, tahan uji dan siap menghadapi hidup di tengah
masyarakat.[1] Hal ini dimaksudkan sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW:
|
عَنْ اَ بِيْ
هُرَيْرَة ر.ض : اِنَّ لإِْ سْلاَََََمَ بَدَأَ غَرِ يْباً, وَسَيَعُوْدُ غَرِيْباً
كََمَا بَدَأَ, فَطُوْ بَى لِلْغُرَبَاءْ.[2]
Artinya :
Dari Abu Hurairah RA: ”sesungguhnya islam datang dengan
keasingan, dan akan kembali asing seperti ia datang, maka beruntunglah bagi
orang-orang yang asing.”
Beliau
mendirikan Pondok Pesantren Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’ tidak lepas dari situasi
dan kondisi masyarakat sekitar yang melatar belakanginya. Pada sekitar tahun
1995 M di desa Tumpangkrasak masyarakatnya cenderung menginginkan putra-putrinya dapat mengaji dan
membaca Al-Qur’an dengan fasih. Hal tersebut terbukti dari banyaknya para
remaja dan orang tua yang mengikuti pengajian kepada KH. Mustamir Abdul Mu’in Al-Hafidz.[3]
Sebelum
dibangun gedung dengan sarana yang mutlak, santri yang mondok di Pondok
Pesantren Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’ yang datang dari dalam maupun luar Kudus
untuk sementara tinggal di rumah kosong milik Kyai Sholihan, beliau juga
seorang kyai dan merupakan kakak ipar dari KH. Mustamir Abdul Mu’in Al-Hafidz. Atas kerja sama yang baik antara KH.
Mustamir Abdul Mu’in Al-Hafidz, masyarakat, dan pemerintah desa akhirnya pondok
pesantren Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’ dapat dibangun di atas tanah wakaf sekitar
rumah KH. Mustamir Abdul Mu’in Al-Hafidz.
Setelah
proses panjang akhirnya di putuskan pada tanggal 3 Rajab 1420 H atau bertepatan
dengan tanggal 13 Oktober 1999 M secara resmi pondok pesantren Tahfidz Putra
Al-Ghurobaa’ berdiri. Bangunan pondok pesantren ini berdiri diatas wakaf seluas
1.490 m2, berbentuk paris dan berkonstruksi (susunan bangunan) dua lantai
dengan luas bangunan 451 m2.[4] pada mulanya pondok pesantren
Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’ bernama Nurul Bayyinat karena nama tersebut diatas
kurang cocok sebagai sebuah nama pondok pesantren ini, maka di putuskan oleh
KH. Mustamir Abdul Mu’in Al-Hafidz dengan jalan istikharah dan akhirnya beliau
mempunyai satu nama yang cocok dengan pondok pesantren ini nantinya, dengan
nama Al-Ghurobaa’. Al-Ghurobaa’ sendiri mempunyai arti yaitu orang mencari ilmu
dengan jalan sembunyi-sembunyi. Pondok
pesantren diasuh oleh KH. Mustamir Abdul Mu’in Al-Hafidz dengan tulus, sabar
dan ikhlas.[5]
1. Letak Geografis
Pondok Pesantren Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’ terletak di desa Tumpangkrasak kecamatan
Jati kabupaten Kudus yang berjarak kurang lebih 5 Kilo meter dari pusat kota Kudus dan kurang lebih 500 meter dari jalan raya
Kudus-Pati. Jaraknya yang tidak begitu jauh dari jalan raya membuat para santri
tidak begitu kesulitan untuk sampai ke Pondok Pesantren Tahfidz Putra
Al-Ghurobaa’ dan untuk sampai kesana dapat ditempuh dengan naik kendaraan ojek.
Disekitar Pondok Pesantren Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’ dikelilingi rumah
penduduk dengan suasana tenang, hening, dan tidak bising. Sehingga dengan suasana tersebut sangat
membantu para santri menghafal Al-Qur’an. Letak yang sangat setrategis
ditengah-tengah perkampungan memberikan keuntungan besar bagi para santri,
karena suasana diperkampungan yang tenang, hening dan tidak bising mampu
menjadikan suasana tersebut sebagai tempat untuk menghafalkan Al-Qur’an.
Disamping
lokasi yang ideal di atas disekitar pondok terdapat juga Masjid Baitur Rozzaq
yang berjarak kurang lebih 50 meter dari pondok sebagai bagian penting
dari aktifitas penting pembelajaran menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren
Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’. Tidak jauh sekitar 30 meter
disebelah barat pondok terdapat pula terdapat Madrasah Diniyyah yang
diperuntukkan bagi para santri dan santri yang merasa masih kurang
pengetahuannya tentang agama Islam.
Pondok
pesantren Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’ yang berlokasi di
dukuh Krasak kelurahan Tumpangkrasak kecamatan Jati kabupaten Kudus secara
geografis, dapat penulis gambarkan letak pondok pesantren dengan batas-batas
desa disekelilingannya, yaitu :
a. Sebelah utara adalah
desa Dersalam dan sebagian Ngembal Kulon.
b. Sebelah timur Desa
adalah Ngembal Kulon.
c. Sebelah selatan
adalah desa Megawon.
2. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
”Mewujudkan sumber daya santri yang Hafid
dan Amil serta mampu menghadapi tantangan zaman dengan terus berpijak Al-Qur’an dan Al-Hadits.”
b.
Misi
1). Menanamkan jiwa yang berkomitmen pada syari’at Al-Qur’an dan
As-Sunnah.
2). Menumbuhkan semangat juang kepada seluruh warga Pesantren dalam
berdakwah dan pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud dari pengabdian kepada
Allah Azza wa Jalla.
3). Mewujudkan masyarakat Qur’ani yang berakhlakul karimah
c.
Tujuan
1). Membentuk pribadi Muslim yang bertakwa kepada Allah SWT,
berakhlakul karimah, bertanggungjawab dalam menjalankan amanah, serta berjiwa
Qur'ani dan mengamalkannya
2). Mewujudkan wadah pengembangan idealisme ilmiah yang terjangkau
oleh masyarakat.[7]
3. Struktur Organisasi Pondok
Pondok pesantren
Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’ merupakan lembaga Tahfidzul Qur’an yang diperuntukkan bagi yang berniat untuk menghafal al-Qur’an. Untuk
memudahkan operasional lembaga tersebut maka dibentuklah sebuah kepengurusan.
Adapun pada kepengurusan periode 2010 M / 1431 H- 2011 M / 1432 H strukturnya
adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Struktur Pengurus
Pondok Pesantren Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’
Periode 2010 -2011 M / 1431-4132 H[8]
Pengasuh : K.H. Mustamir
Abdul Mu’in Al-Hafidz
Ketua :
Muhtarom
Wakil Ketua : Hamid Qomaruddin
Sekretaris I : Zaky Mubarok
Sekretaris II : Anas Ubaidillah
Bendahara I : Ali Anwar H.W
Bendahara II : M. Ishom S.E
SEKSI-SEKSI
Pendidikan : M. Sya’roni
Ahsin Nawawi
Nuril Abidin
Keamanan : Muhammad
Wiwik Maulana
Ulin Ni’am
Aris Setiawan
Perlengkapan : Taufiqurrohman
M. Saifur
M. Nu’man
Dhihnul Qowy
Kebersihan : Ahmad Rifa’i
Ridhwan Malik
Latif Widodo
Informatika dan olahraga : Amirul Wijanarko, S.P
Ruswadi Hasan
Sosial :
Saifullah
Ahmad Asrori
Farid Efendi
4.
Keadaan Santri dan Ustadz
a.
Keadaan Santri
Santri di Pondok
Pesantren Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’ pada tahun ajaran 2010-2011 M/1431-1432 H
berjumlah 64 Orang. Santrinya
sangat heterogen. Artinya mereka
datang dari berbagai daerah di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Pondok ini
di peruntukkan bagi santri putra putri yang menghafal Al-Qur’an dan belajar di
pendidikan formal. Dari jumlah keseluruhan tersebut kegiatan santri dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa bagian ditinjau dari santri yang menghafal
atau masih bin nadhor dan sebagainya sebagai berikut:
Tabel 2
Keadaan santri
Pondok
Pesantren Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’
Tahun 2010-2011
M/1431-1432 H.[9]
No.
|
Kegiatan
santri
|
Banyak
santri
|
1
|
Menghafal
(tahfidz)
|
47
|
2
|
Bin
nadhor
|
17
|
3
|
Sekolah
|
5
|
4
|
Kuliah
|
8
|
Adapun para
santri yang menghafal Al-Qur’an agar lebih jelas dapat dilihat pada halaman
lampiran.
b.
Keadaan Ustadz
Dalam mengajar santri untuk
menghafal Al-Qur’an diperlukan ustadz yang profesional dibidangnya dan harus
memenuhi kriteria sebagai seorang pendidik dan mempunyai pengalaman yang cukup.
Ustadz yang
ada di Pondok Pesantren Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’ dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:[10]
1). Ustadz pengasuh
sekaligus pengajar. Dalam hal ini yang tak lain adalah beliau K. H Mustamir
Abdul Mui’n beserta istrinya Nyai H. Solihah.
2). Ustadz santri
Ustadz
santri yang dimaksud di sini adalah ustadz yang dipilih dari pengurus, mendapat
restu dari pengasuh dan memiliki kriteria sebagai berikut:
a) Menjadi pengurus atau
santri yang hafal Al-Qur’an 30 Juz dengan lancar, fasih dan telah mendapat
sanad dari pengasuh Pondok
Pesantren Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’ .
b) Bersedia mengabdikan
diri selama 1 periode (1
tahun).
Kriteria ini
diambil karena disamping ustadz santri mengajar Al-Qur’an yang berhubungan
dengan ilmu tajwid sebagian juga mengajarkan kitab kuning. Selain itu para
ustadz santri juga dipilih dari berbagai daerah. Adapun nama-nama yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Ustadz santri
Pondok Pesantren
Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’
Tahun 2010-2011 M/1431-1432 H
No
|
Nama
|
Bidang
|
Nama
Kitab
|
1
|
Muhtarom
|
Adab (akhlak)
|
Ta’limul
Muta’allim
|
2
|
M. Sya’roni
|
Fikih
|
Safinatun
Najah
|
3
|
Ahsin Nawawi
|
Tajwid
|
Hidayatul
Mustafid
|
4
|
Muhammad Ali
|
Al-Qur’an
|
Al-Qur’an
|
5
|
Nuril Abidin
|
Tilawah
(qiro’)
|
-
|
[1]
Pemerintah Kabupaten Kudus, Profil
Pesantren Kudus, CERMIN, Kudus, 2005, hlm.100
[2]
Muhammad Abdur Ro’uf Al-Minawi, faidhul Qodir, Darul Fikr, Beirut,
hlm.400
[3] Wawancara dengan Muhtarom, Ketua
Pon-Pes Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’, Wawancara Pribadi, 22 Desember 2010
[4] Arsip Surat Izin Mendirikan
Bangunan Pon-Pes Huffadz Al Ghurobaa’, 5 November 1999.
[5]
Wawancara dengan Muhtarom, Ketua
Pon-Pes Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’, Wawancara Pribadi, 22 Desember 2010
[6] Observasi di Pon-Pes Tahfidz
Putra Al-Ghurobaa’, dikutip pada 23 Desember 2010 M
[7]
Observasi di Pon-Pes Tahfidz
Putra Al-Ghurobaa’, dikutip pada 23 Desember 2010 M
[8]
Observasi di Pon-Pes Tahfidz
Putra Al-Ghurobaa’, dikutip pada 23 Desember 2010 M
[9]
Observasi di Pon-Pes Tahfidz
Putra Al-Ghurobaa’, dikutip pada 23 Desember 2010 M
[10]
Wawancara dengan Muhtarom, Ketua Pon-Pes Tahfidz
Putra Al-Ghurobaa’, Wawancara Pribadi, 22 Desember 2010
[11]
Wawancara dengan Muhtarom, Ketua
Pon-Pes Tahfidz Putra Al-Ghurobaa’, Wawancara Pribadi, 22 Desember 2010